Rabu, 03 Februari 2010

Bisnis Property

Inilah dahsyatnya bisnis Properti, tidaklah heran apabila bisnis ini menjadi tumpuan hampir semua konglomerat. Coba silahkan teliti, konglomerat mana yang tidak ikut bermain di bisnis ini? Hampir tidak ada…
Beli Properti, Jangan Sesuai Kemampuan
Begitu kata salah satu Mentor saya… kenapa? Karena properti harganya naik terus dan beli properti ada pihak ke-tiga yang dengan rela mau bantu kita membiayai pembelian properti.
Jika Anda memiliki uang 100jt jangan membeli properti yang harganya 100jt. Jadikan saja 100jt itu uang muka, belilah properti yang harganya 300 atau bahkan 1 milyar. Dari mana sisanya, ya dari temen Anda yang banyak uangnya yakni Bank. Coba bayangkan, lima tahun yang akan datang, properti yang Anda beli 100jt nilainya akan menjadi 200 bahkan 300 juta. Sedangkan kalau kita belinya properti seharga 500jt (400jt sisnya uang bank), maka nilai properti tersebut sangat mungkin menjadi 1 Milyar atau bahkan lebih! Memang Anda harus mencicil dan membayar bunga bank…. tapi bunga bank akan kalah oleh pertumbuhan properti itu sendiri. Tidak percaya…??? coba lihat pengalaman saya…
Tahun 1998, saya membeli rumah seharga 95jt. Rumah tersebut saya cicil selama 10 tahun. Total cicilan + bunga selama 10 tahun adalah sekitar 180jt. Tahun 2008 yang lalu, nilai rumah saya sudah mencapai 550jt (hasil apraisal dari Bank). Bisa Anda lihat, kenaikan harga rumah jauh melampaui bunga bank yang saya bayarkan. Jadi, saya sering menyarankan pada teman-teman di Entrepreneur University untuk membeli properti tidak sesuai dengan kemampuan. Artinya, gunakan pihak ke-tiga untuk me-leverage kemampuan kita dalam membeli properti.
Saran lain, seandainya Anda sanggup mencicil rumah 1jt/bln… coba ambil rumah yang lebih mahal atau ambil kelebihan tanah sehingga cicilannya jatuh di angka 1.2 – 1.4jt/bln. Dari mana sisanya yang 200-400rb, cobalah untuk berjuang mencari sisanya dari penghasilan yang lain. Saya yakin bisa asal ada kemauan, dengan cara menekan pengeluaran dan menambah penghasilan. Mungkin di tahun-tahun awal memang akan terasa berat, tapi 2-3 tahun berikutnya beban tersebut tidak akan terasa lagi oleh Anda. Kalau kata temen saya Jaya Setiabudi, The Power of Kepepet…
Berani nggak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar